MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN




MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN
PERMASALAHAN PENDIDIKAN




Permasalahan Pendidikan






OLEH :
RIO ARJULIS
1204696


KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
 



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah PENGANTAR PENDIDIKAN yang berjudul “Permasalahan Pendidikan” sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas akhir Pengantar Pendidikan, sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh Ibu Dra. Zulminiati M.Pd sebagai dosen pembimbing.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya makalah ini.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dan penyampaian materi dalam makalah ini. Selanjutnya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita.



Padang, 15 Desember 2012



                                                                           Penulis
                       







DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.    Latar Belakang............................................................................................. 1                       
B.     Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C.     Tujuan.......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A.    Masalah Pokok Pendidikan.......................................................................... 3
B.     Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Permasalahan Pendidikan                12       
BAB III PENUTUP............................................................................................. 18
A.    Kesimpulan................................................................................................ 18                       
B.     Saran.......................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 20


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Secara fungsional, pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar hidup lebih sejahtera, baik sebagai individu maupun secara kolektif sebagai warga masyarakat, bangsa maupun antar bangsa. Hal ini berarti pendidikan nasional mempunyai tugas untuk menyiapkan sumber daya manusia yang baik, yang dapat berguna dalam pembangunan dimasa depan.  Derap langkah pembangunan sendiri selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Tetapi, perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru, yang sebagiannya tidak dapat diramalkan sebelumnya.  Sebagai konsekuensi logis, pendidikan selalu dihadapkan pada masalah-masalah baru. Masalah-masalah tersebut kemudian berdampak kepada kualitas  sumber daya manusia dan pendidikan di Indonesia.
Kualitas pendidikan di Indonesia sendiri saat ini pantas dikatakan memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).
Makalah ini akan menitiberatkan pada pokok-pokok permasalahan pendidikan yang berpengaruh terhadap kualitas pendidikan dan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia dan strategi-strategi pemecahan masalah dari permasalahan pendidikan tersebut.



B.     Rumusan Masalah
1.     Apakah permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia ?
2.     Apakah penyebab permasalahan pendidikan di indonesia ?
3.     Bagaimana solusi yang dapat dilakukan demi mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia ?
C.     Tujuan
Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah “Pengantar Pendidikan” dan menjelaskan apa saja permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia, penyebab dan solusi permasalan pendidikan tersebut. Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca dan penulis.













BAB II
PEMBAHASAN
PERMASALAHAN PENDIDIKAN
A.     Masalah Pokok Pendidikan
Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan, dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal.
Sementara itu, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU No. 20 Tahun 2003).
Dalam perjalanannya menuju tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuangdalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang tujuan pendidikan nasional yakni“mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab dan kemasyarakatan dan kebangsaan”,  Pendidikan di Indonesia dihadapkan kepada permasalahan-permasalahan yang berdampak kepada kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia.
Secara umum, terdapat empat masalah pokok pendidikan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya.  Masalah yang dimaksud adalah :
1.     Masalah pemerataan kesempatan dan akses pendidikan
2.     Masalah peningkatan mutu
3.     Masalah relevansi pendidikan; dan
4.     Masalah Efisiensi dan system manajemen pendidikan
Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu, diantaranya rendahnya sarana fisik, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya prestasi siswa,rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, dan mahalnya biaya pendidikan.
Secara lengkap empat permasalahan pokok tersebut dipaparkan sebagai berikut:
1.      Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana  sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warganegara untuk memperoleh pendidikan. (Tim, 2008)
Masalah ini dapat dipecahkan dengan dua cara yaitu dengan cara konvensional dan cara inovatif. Cara konvensional misalnya pembangunan gedung sekolah dan pergantian jam belajar. Cara inovatif misalnya sistem guru kunjung dan Sekolah Terbuka. (Hartoto, 2008)
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai wahana untuk memajukan bangsa dan kebudayaan nasional, pendidikan nasional diharapkan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 5 ayat (1) yang menyatakan bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”, dan pasal 11, ayat (1) yang menyatakan “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi”.
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pun mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan guna meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidupnya. Para pendiri bangsa meyakini bahwa peningkatan taraf pendidikan merupakan salah satu kunci utama mencapai tujuan negara yakni bukan saja mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi juga menciptakan kesejahteraan umum dan melaksanakan ketertiban dunia.
Pemerataan pendidikan sendiri mencakup dua aspek penting yaitu aspek equality dan aspek equity. Equality atau persamaan mengandung arti persamaan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, sedangkan equity bermakna keadilan dalam memperoleh kesempatan pendidikan yang sama diantara berbagai kelompok dalam masyarakat. Selain itu,  Akses terhadap pendidikan yang merata berarti semua masyarakat memiliki hak untuk memperoleh pendidikan dengan mudah.
Masalah pemerataan pendidikan ini berkenaan dengan rasio atau perbandingan antara masukan pendidikan atau jumlah penduduk yang tertampung dalam satuan-satuan pendidikan, dengan jumlah penduduk yang secara potensial sudah siap memasuki satuan-satuan pendidikan. Makin besar kesenjangan antara jumlah penduduk yang menjadi peserta didik dengan penduduk yang seharusnya memperoleh pendidikan, makin besar pula masalah pemerataan dan akses pendidikan tersebut.
Masalah ini kemudian dipandang penting sebab jika anak-anak usia sekolah memperoleh kesempatan belajar pada SD. Maka mereka memiliki bekal dasar berupa kemampuan membaca menulis, dan berhitung. Sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan kemajuan melalui berbagai media masa dan sumber belajar yang tesedia, baik, mereka nantinya berperan sebagai produser dan konsumen. Dengan demikian mereka tidak terbelakang dan menjadi penghambat derap pembangunan.
Permasalahan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yakni :
1.      Kondisi sosial ekonomi keluarga.
2.      Kondisi fisik dan mental calon peserta didik.
3.      Kondisi tempat pendidikan yang tersedia.
4.      Tingkatan aspirasi masyarakat tentang peranan dan pentingnya pendidikan bagi kehidupan.
5.      Daerah jangkauan satua pendidikan.
Hal ini kemudian menghadapkan pemerintah kepada tanggung jawab untuk memenuhi hak-hak masyarakat memperoleh pendidikan, dalam hal ini melakukan pemerataan kesempatan dan akses pendidikan keseluruh pelosok negeri ini.  
Langkah-langkah kongkrit pun telah di upayakan oleh pemerintah dalam mengatasi masalah ini.  salah satunya adalah Kebijakan pembangunan pendidikan pada tahun 2007 mencakup diantaranya adalah mengenai pemerataan dan perluasan akses pendidikan, dimana  mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran pendidikan secara berarti.  Selain itu, ada pula kebijakan pemberian beasiswa kepada siswa tidak mampu dan program BOS atau Bantuan Operasional Sekolah untuk pendidikan dasar.  Tetapi kebijakan-kebijakan tersebut dipandang belum mampu mengatasi masalah pemerataan dan akses pendidikan di Indonesia.
2.      Masalah Mutu Pendidikan
Sebagai komitmen terhadap mutu pendidikan, pemerintah merancang  sistem penjaminan mutu pendidikan (SPMP). SPMP dituangkan dalam Permendiknas No. 63 tahun 2009. Dalam Permendiknas tersebut dinyatakan bahwa “Penjaminan mutu adalah serangkaian proses dan sistem yang terkait untuk mengumpulkan , menganalisis, dan melaporkan data mutu tentang  kinerja staf, program, dan lembaga” . 
Namun, hal tersebut tidak serta merta mengubah keadaan mutu pendidikan di Indonesia. Pada kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia justru makin memprihatinkan.  Hal ini berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusia di Indonesia yang sama sekali tidak dapat diandalkan untuk pembangunan.
Terdapat beberapa penyebab mengapa mutu pendidikan di Indonesia, baik pendidikan formal maupun informal, dinilai rendah. Penyebab rendahnya mutu pendidikan  di Indonesia adalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran.
a.     Efektifitas Pendidikan di Indonesia
Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik (dosen, guru, instruktur, dan trainer) dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berguna.
Efektifitas pendidikan di Indonesia  sangat rendah. Setelah praktisi pendidikan melakukan penelitian dan survey kelapangan, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menyebabkan peserta didik dan pendidik tidak tahu apa yang akan dihasilkan sehingga tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan.
b.    Efsiensi Pengajaran di Indonesia
Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan dengan proses yang lebih ‘murah’. Beberapa masalah efisiensi pengajaran di  indonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, lamanya waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pegajar dan banyak hal lain yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia. Yang juga berpengaruh dalam peningkatan sumberdaya manusia Indonesia yang lebih baik.

c.     Standarisasi Pendidikan di Indonesia
Dunia pendidikan terus berubah. Kompetensi yang dibutuhkan oleh masyarakat terus-menerus berubah apalagi di dalam dunia terbuka yaitu di dalam dunia modern dalam era globalisasi. Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang dalam lembaga pendidikan harus lah memenuhi standar.
Seperti yang kita lihat sekarang ini, standar dan kompetensi dalam pendidikan formal maupun informal  terlihat hanya keranjingan terhadap standar dan kompetensi. Kualitas pendidikan di ukur oleh standar dan kompetensi di dalam berbagai versi sehingga dibentuk badan-badan baru untuk melaksanakan standarisasi dan kompetensi tersebut seperti Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP). Tinjauan terhadap standarisasi dan kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan akhirnya memunculkan bahaya yang tersembunyi yaitu kemungkinan adanya pendidikan yang terkekan oleh standar kompetensi saja sehingga kehilangan makna dan tujuan pendidikan tersebut. Peserta didik Indonesia terkadang hanya memikirkan bagaimana agar  mencapai standar pendidikan, bukan bagaimana agar pendidikan yang diambil efektif dan dapat digunakan. Tidak perduli bagaimana acara agar memperoleh hasil atau lebih spesifiknya nilai yang  diperoleh, yang terpenting adalah memenuhi nilai di atas standar.
Hal seperti di atas sangat disayangkan karena berarti pendidikan seperti kehilangan makna saja karena terlalu menuntun standar kompetensi.
Dalam kasus UAN yang hampir selalu menjadi kontrofersi misalnya, adanya sistem evaluasi seperti UAN sebenarnya sangat baik, namun yang disayangkan adalah evaluasi pendidikan seperti itu yang menentukan lulus tidaknya seorang siswamengikuti pendidikan, hanya dilaksanakan sekali saja tanpa melihat proses yang dilalui siswa tersebut yang telah menenpuh proses pendidikan selama beberapa tahun. Selain hanya berlangsung sekali, evaluasi seperti itu hanya mengevaluasi beberapabidang studi saja tanpa mengevaluasi bidang studi lain yang telah didikuti.  Hal itu jelas salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
3.      Permasalahan Efisiensi dan Efektivitas Pendidikan
Sesuai dengan pokok permasalahan pendidikan yang ada selain sasaran pemerataan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, maka ada satu masalah lain yang dinggap penting dalam pelaksanaan pendidikan, yaitu efisiensi dan efektifitas pendidikan.
Permasalahan efisiensi pendidikan dipandang dari segi internal pendidikan. Maksud efisiensi adalah apabila sasaran dalam bidang pendidikan dapat dicapai secara efisien atau berdaya guna. Artinya pendidikan akan dapat memberikan hasil yang baik dengan tidak menghamburkan sumberdaya yang ada, seperti uang, waktu, tenaga dan sebagainya.
Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien adalah apabila pendayagunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas pendidikan yang optimal. Pada saat sekarng ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia jauh dari efisien, dimana pemanfaatan segala sumberdaya yang ada tidak menghasilkan lulusan yang diharapkan. Banyaknya pengangguran di Indonesia lebih dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang telah mereka peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang dicapai sesuai dengan rencana / program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika rencana belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana dengan sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak efektif.  Tujuan dari pelaksanaan pendidikan adalah untuk mengembangkan kualitas SDM sedini mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya.  Dari tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk menghasilkan peserta didik yang memeiliki kualitas SDM yang mantap.
Ketidakefektifan pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Melainkan akan menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan. Keadaan ini akan menghasilkan masalah lain seperti pengangguran.  Penanggulangan masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan kulitas tenaga pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan tidak mungkin akan meghasilkan lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk mengahdapi dunia kerja. Selain itu, pemantauan penggunaan dana pendidikan dapat mendukung pelaksanaan pendidikan yang efektif dan efisien. Kelebihan dana dalam pendidikan lebih mengakibatkan tindak kriminal korupsi dikalangan pejabat pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang lebih terorganisir dengan baik juga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pendidikan. Pelaksanaan kegiatan pendidikan seperti ini akan lebih bermanfaat dalam usaha penghematan waktu dan tenaga.
4.      Masalah Relevansi Pendidikan
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa tugas pendidikan adalah menyiapkan sumber daya manusia yang baik untuk menunjang pembangunan.  Proses ini tentu berkaitan erat dengan relevansi pendidikan di indonesia.
Secara umum, arti dari relevansi adalah kecocokan. Relevan adalah bersangkut paut, berguna secara langsung (kamus bahasa Indonesia). Relevansi berarti kaitan, hubungan (kamus bahasa Indonesia).  Itu berarti, Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan output atau sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat secara langsung berguna dalam proses pembangunan.  Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan yang beraneka ragam. Jika sistem pendidikan menghasilkan luaran yang dapat mengisi semua sektor pembangunan baik yang aktual (yang tersedia) maupun yang potensial dengan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan oleh lapangan kerja, maka relevansi dianggap tinggi.
Masalah relevansi ini terlihat dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu yang tidak siap secara kemampuan kognitif dan teknikal untuk melanjutkan ke satuan pendidikan diatasnya.  Masalah relevansi juga dapat diketahui dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu, yaitu sekolah kejuruan dan pendidikan tinggi yang belum atau bahkan tidak siap untuk bekerja.
Permasalahan relevansi pendidikan di Indonesia tersebut sedikit banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
a.       Ketersediaan lapangan pekerjaan dalam masyarakat.
b.      Perkembangan dan perubahan yang cepat dalam jenis dan tugas pekerjaan. Jenis dan tugas-tugas tenaga pekerjaan dalam masyarakat tidaklah tetap, tetapi berubah, yang tidak jarang tidak dapat diikuti oleh lembaga pendidikan.
c.       Mutu dan perolehan tamatan yang dihasilkan sekolah tidak dapat memenuhi harapan dan kebutuhan dunia kerja.  Mutu tamatan yang dibawah standar yang jumlah yang kurang atau berlebihan merupakan masalah inti relevansi pendidikan.  
5.      Saling Kait Antar Masalah
Pada dasarnya pembangunan di bidang pendidikan tentu menginginkan tercapainya pemerataan pendidikan dan pendidikan yang bermutu sekaligus. Belum ada suatu Negara yang dari sejak berdirinya mampu melaksanakan dan memenuhi keinginan seperti itu. Lazimnya, yang terjadi ialah pada saat yang sama mutu pendidikan belum dapat diwujudkan, malah sering tertelantarkan. Kondisi demikian itu wajar.
Ada dua faktor yang dapat dikemukakan sebagai penyebab mengapa pendidikan yang bermutu belum dapat diusahakan pada saat demikian.
Pertama, gerakan perluasan pendidikan untuk melayani pemerataan kesempatan pendidikan bagi rakyat banyak memerlukan penghimpunan dan pengerahan dana dan daya.
Kedua, kondisi satuan-satuan pendidikan pada saat demikian mempersulit upaya peningkatan mutu karena jumlah murid dalam kelas terlalu banyak, pengerahan tenaga pendidik yang kurang kompeten, kurikulum yang belum mantap, sarana yang tidak memadai, dan seterusnya.
Meskipun demikian pemerataan pendidikan tidak dapat diabaikan karena upaya tersebut, terutama pada saat-saat suatu bangsa sedang mulai membangun mempunyai tujuan ganda, yaitu di samping tujuan politis (memenuhi persamaan hak bagi rakyat banyak) juga tujuan pembangunan, yaitu memberikan bekal dasar kepada warga Negara agar dapat menerima informasi dan memiliki pengetahuan dasar untuk mengembangkan diri sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan.
B.     Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnnya Masalah Pendidikan
1.      Pengaruh IPTEK dan Seni
a.        Perkembangan IPTEK
Terdapat hubungan yang erat anatara pendidikan dengan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta. Teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hiudp masyarakat.
b.        Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktifitas berkreasi manusia secar individual ataupun kelompok yang menghasilkan suatu yang indah. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan, seni membutuhkan pengembangan-pengembangan dominan efektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan di samping dominan kognitif yang sudah di anggap melalui program/bidang study yang lain.
2.      Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah kependudukan dan kepribadian bersumber pada dua hal :
a.       Pertambahan Penduduk
Dengan bertambahnya penduduk, maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus ditambah. Dengan demikian terjadi pergeseran permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk sekolah lanjut cendrung lebih meningkat disbanding dengan permintaan akan fasilitas sekolah dasar.
b.      Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak merata, sebaran penduduk yang seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan prasarana dan sarana pendidikan.
3.      Aspirasi Masyarakat
Aspirasi masyarakat dalam hal meningkat, khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan semuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan tidaklah berarti bahwa aspirasi tetap dibangkitkan dan ditingkatkan utamanya pada masyarakat di daerah terpencil, sebab aspirasi menjadi motor penggerak roda kemajuan .
4.      Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan
Keterbelakangan budaya adalah suatu istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Perubahan kebudayaan terjadi karena adanya penemuan baru dari luar maupun ari dalam lingkungan masyarakat sendiri.
Keterbelakangan itu terjadi karena :
1.      Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat (misal terpncil)
2.      Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsure budaya baru karena tidak dipahami atau karena dikhwatirkan akan merusak sendi masyarakat.
3.      Ketidak mampuan masyarakat secara ekonomis, menyangkut unsure kebudayaan tersebut.
Sebungan dengan faktor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya umumnya di alami oleh :
a.       Masyarakat daerah terpencil
b.      Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis 
c.       Masyarakat yang kurang terdidik.

Yang menjadi masalah ialah bahwa kelompok masyarakat yang terbelakang kebudayaannya tidak ikut berperan dalam pembangunan sebab mereka tidak mempengaruhi dorongan untuk maju.

C.     Penanggulangan Masalah Pendidikan
Penanggulangan (pemecahan masalah) sebagai akibat pengaruh ke 4 faktor yang telah dikemukakan terdahulu secara umum adalah sebagai berikut:
1.      Pendidikan harus senantiasa diperbaharui (direnovasi) sesuai dengan perkembangan yang terjadi di luar bidang pendidikan itu sendiri. Misalnya kurikulum harus fleksibel, jika perlu diperbaharui. Kurikulum jangan mengakibatkan para pelakunya (siswa atau anak didik) selalu tertinggal dibanding dengan kemajuan IPTEK di luar dunia pendidikan tersebut.
2.      Pendidikan (bersama bidang terkait) berusaha menahan laju pertumbuhan penduduk atau pendidikan harus mencari sistem baru yang dapat melayani semua orang yang memerlukan pendidikan.
3.      Aspirasi masyarakat terhadap pendidikan didukung dan didorong terus agar lebih meningkat lagi.
4.      Sistem pendidikan meningkatkan peran/fungsinya sebagai pengembangan kebudayaan diseluruh plosok tanah air.
Pemecahan Masalah Pemerataan Pendidikan:
a.       Cara Konvesional
a)      Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres dan atau ruangan belajar.
b)      Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
b.      Cara Inovatif
1)      Sistem Pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau Inpacts System (Instructional Management by Parent, Community and, Teacher). Sistem tersebut dirintis di Solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
2)      SD kecil pada daerah terpencil.
3)      Sistem Guru Kunjung.
4)      SMP Terbuka (ISOSA – In School Out off School Approach).
5)      Kejar Paket A, B, dan C.
6)      Belajar Jarak Jauh, seperti Universitas Terbuka.
Usaha pemerataan mutu pendidikan bermaksud agar sistem pendidikan khususnya sistem persekolahan dengan segala jenis dan jenjangnya di seluruh pelosok tanah air (kota dan desa) mengalami peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisinya masing-masing.


Pemecahan Masalah Mutu Pendidikan
a.       Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan PT.
b.      Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut, misalnya berupa pelatihan, penataran, seminar, kegiatan-kegiatan kelompok studi seperti PKG dan lain-lain.
c.       Penyempurnaan kurikulum, misalnya dengan memberi materi yang lebih esensial dan mengandung muatan lokal, metode yang menantang dan menggairahkan belajar, dan melaksanakan evaluasi yang beracuan PAP.
d.      Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar.
e.       Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran, dan peralatan laboratorium.
f.       Peningkatan administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran.
g.      Kegiatan pengendalian mutu yang berupa kegiatan-kegiatan:
1)      Laporan penyelenggaraan pendidikan oleh semua lembaga pendidikan.
2)      Supervisi dan monitoring pendidikan oleh penilik dan pengawas.
3)      Sistem ujian nasional/Negara seperti Ebtanas, Sipenmaru/UMPTN.
4)      Akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan status suatu lembaga.
Dari keempat macam masalah pendidikan tersebut masing-masing dikatakan teratasi jika pendidikan:
a. Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar, artinya semua warga Negara yang butuh pendidikan dapat ditampung dalam suatu satuan pendidikan.
b.Dapat mencapai hasil yang bermutu, artinya perencanaan, pemrosesan pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
c. Dapat terlaksana secara efisien, artinya pemrosesan pendidikan sesuai dengan rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan.
d.          Produknya yang bermutu tersebut relevan, artinya hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.












BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.      Masalah pokok pendidikan yang perlu diprioritaskan penanggulangannya.  Masalah yang dimaksud adalah : Masalah Pemerataan Pendidikan, Masalah Mutu Pendidikan, Masalah Relevansi Pendidikan, dan Masalah Efisiensi dan Efektivitas Pendidikan.
2.      Permasalahan pendidikan dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: Kondisi sosial ekonomi keluarga, Efektifitas Pendidikan di Indonesia, Efsiensi Pengajaran di Indonesia, Standarisasi Pendidikan di Indonesia, Mutu dan perolehan tamatan yang dihasilkan sekolah tidak dapat memenuhi harapan dan kebutuhan dunia kerja, dan Tenaga kependidikan, terutama mutu tenaga pengajar.
3.      Dari keempat masalah pendidikan di Indonesia tersebut, masing-masing dikatakan teratasi jika pendidikan :
a.     Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar.
b.     Dapat mencapai hasil yang bermutu.
c.     Dapat terlaksana secara efisien.
d.     Produknya yang bermutu tersebut relevan.
4.     Solusi pemecahan masalah dari berbagai permasalahan yang melanda pendidikan di Indonesia adalah partisipasi dari semua pihak, dalam hal ini adanya komitmen dari semua pihak terkait. Tenaga pendidik meningkatkan kualitas pengajarannya, Sekolah meningkatkan perannya sebagai ujung tombak penjaminan mutu pendidikan dan Instansi terkait lainnya menjalankan peran sesuai wewenangnya masing-masing.



B.   Saran
Permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia mengakibatkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.  Rendahnya kulitas pendidikan di Indonesia menyebabkan keterbelakangan Sumber Daya Manusia Indonesia yang pada akhirnya berdampak pada keterlambatan pembangunan di Indonesia.  Hal ini tentu tidak di inginkan, oleh karena itu marilah kita bersama-sama mengaasi berbagai permasalahan yang terjadi.  Sehingga Negara Indonesia tidak selamanya menjadi follower perkembangan bangsa lain. 













DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud; 1982/1983, Materi Dasar Program Pendidikan Akta Mengajar V, (Buku II A), Jakarta PPIPT Dekdikbud.
Tirta Rahardja, Umar la Sulo, 1994, Pengantar Pendididkan, Jakarta, P3MTK Dirjen Dikti Depdikbud.
Tim Dosen IKIP Malang, 1987, Pengantar Dasar – Dasar Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.
Ahmadi, Abu.  1991.  Ilmu pengantar pendidikan.  Jakarta : Rineka Cipta.
Abu ihsan, manto.  Masalah pendidikan di Indonesia penyebab dan solusinya. April 2011. Diakses melalui www.mantoakg.blogspot.com 
Buchori, Mochtar.  1994.  Spektrum problematika pendidikan di Indonesia.  Yogyakarta : Tiara Wacana.
Mudyahardjo, Redja.  2006.  Pengantar pendidikan.   Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang  Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sinar Grafika, 2003.
Suyanto dan abbas.  2001.  Wajah dan dinamika pendidikan anak bangsa.   Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.
Tirtarahardja, umar dan La Sulo.   2005.  Pengantar Pendidikan.  Jakarta : Rineka Cipta
Ebekunt. 2009. Masalah Efisiensi, Efektivitas, dan Relevansi Pendidikan dalam Perspektif Manajemen Pendidikan dalam http://ebekunt.wordpress.com/2009/04/14/masalah-efisiensi-efektivitas-dan-relevansi-pendidikan-dalam-perspektif-manajemen-pendidikan/
Hartoto. 2008. Bab VII Permasalahan Pendidikan dalam http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/22/bab-vii-permasalahan-pendidikan/
Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan. 2008. Bahan Ajar Pengantar Pendidikan. Padang: FIP UNP

0 Response to "MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN "

Post a Comment

Jika bermanfaat, Silahkan Tinggalkan Komentarnya :)